Madrasah DIniyah Takmiliyah Al Huda SMP Negeri 2 Lhokseumawe

 


Pendidikan agama memiliki peran yang krusial dalam membentuk generasi bangsa yang berkualitas dan dan memiliki moral dan karakter mulia. Di Indonesia, pendidikan agama Islam memainkan peranan vital dalam mengembangkan karakter dan moral masyarakat. Salah satu bentuk pendidikan agama Islam yang umum dijalankan adalah program Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT). Madrasah Diniyah Takmiliyah, sebagai lembaga pendidikan non-formal, telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pengakuan ini mencerminkan kesediaan pemerintah untuk bekerjasama dengan masyarakat dalam memajukan pendidikan keagamaan. Ini membuka peluang yang lebih luas untuk pengembangan dan penguatan pendidikan keagamaan yang diinisiasi oleh masyarakat, melalui berbagai program dukungan, fasilitas, dan bantuan. Madrasah Diniyah mencerminkan karakteristik pendidikan keagamaan Islam yang telah berkembang pesat sejak pertama kali didirikan..[1]

Di tengah dinamika perubahan zaman dan tuntutan perkembangan teknologi, manajemen kurikulum pendidikan menjadi salah satu aspek krusial dalam memastikan keberhasilan sistem pendidikan. Dengan memadukan standar pendidikan nasional dengan kebutuhan lokal dan global, sebuah sekolah dapat memastikan bahwa kurikulum yang disajikan relevan, efektif, dan mampu memenuhi harapan stakeholder.

Madrasah dalam sejarah kemunculannya sebagai buah dari perkembangan positif kemajuan pemikiran umat Islam. Hal ini terlihat pada fenomena madrasah yang sedemikian maju saat itu, yang menurut M. Munir Mursyi sebagai cerminan dari keunggulan capaian keilmuan, intelektual, dan bahkan kultural (Mursyi, 1977)[2]. Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) merupakan program pendidikan agama Islam nonformal yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an bagi siswa. SMP Negeri 2 Lhokseumawe adalah salah satu sekolah yang pertama kali mengimplementasikan program ini di kota tersebut. Program ini dilaksanakan di luar jam sekolah untuk menjawab rendahnya pengetahuan agama dan kemampuan membaca Al-Qur'an di kalangan siswa. Implementasi program MDT ini dilakukan sebagai bagian dari inovasi pendidikan di sekolah tersebut dengan dukungan Kementerian Agama.

Kegiatan pembelajaran MDT dilakukan empat kali dalam seminggu setelah jam sekolah formal. Program ini diikuti oleh seluruh siswa dan bertujuan untuk memberikan pendidikan agama yang lebih intensif. Pengakuan resmi terhadap MDT oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menunjukkan bahwa pemerintah ingin bekerja sama dengan masyarakat untuk mengembangkan pendidikan keagamaan. Ini memberikan peluang besar untuk menguatkan pendidikan agama di masyarakat melalui berbagai program dan dukungan.

1. Profil MDT Al-Huda

A.    Sejarah Singkat Berdirinya MDT Al-Huda

Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al Huda di SMP Negeri 2 Lhokseumawe berdiri sebagai hasil inisiatif dari Kepala Sekolah, Bapak Fakhrurrazi, S.Pd., M.Pd yang bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Aceh dan Kemenag Lhokseumawe. Latar belakang didirikannya MDT ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Al-Quran dan pemahaman agama, serta tingginya kasus kenakalan remaja di lingkungan sekolah. Untuk merespons masalah ini, Bapak Fakhrurrazi mengadakan serangkaian pertemuan dengan wali murid dan komite sekolah guna merancang program yang mampu meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran dan pengetahuan agama siswa, serta memperbaiki karakter mereka.

Pertemuan dengan berbagai pihak tersebut membuahkan hasil dengan terbentuknya program Madrasah Diniyah Takmiliyah Al Huda. Program ini dirancang sebagai sarana untuk mengasah kemampuan siswa dalam membaca Al-Quran dan memperdalam ilmu agama mereka, sekaligus membentuk karakter yang lebih baik dan berakhlak mulia. Dengan adanya MDT Al Huda, diharapkan generasi muda di SMP Negeri 2 Lhokseumawe dapat tumbuh menjadi individu yang berpengetahuan luas dalam agama dan memiliki moral yang baik, sehingga mampu mengurangi kasus kenakalan remaja dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif untuk belajar dan berkembang. Dengan dilaksanakannya program ini, diharapkan para siswa tidak hanya lebih mahir dalam membaca Al-Qur'an tetapi juga memiliki pemahaman agama yang lebih mendalam, sehingga mampu menjauhi perilaku negatif dan tumbuh menjadi generasi muda yang berakhlak mulia. Madrasah ini menjadi bukti komitmen SMP Negeri 2 Lhokseumawe dalam mencetak generasi yang unggul baik dalam aspek akademik maupun moral.

 Latar belakang Pelaksanaan program MDT di SMP Negeri 2 Lhokseumawe didasari oleh beberapa pertimbangan. Pertama, pengetahuan agama dan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa di sekolah ini masih tergolong masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil tes membaca Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa banyak siswa yang belum mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan lancar. Rendahnya kemampuan membaca Al-Qur'an ini dikhawatirkan akan berakibat pada kurangnya pemahaman siswa terhadap isi Al-Qur'an, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan moral dan spiritual mereka.

Kedua, karakter siswa perlu menjadi perhatian serius dan harus diperbaiki. Kenakalan remaja sering terjadi di lingkungan sekitar sekolah, seperti kasus bullying, pengaruh narkoba yang mungkin saja terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa perlu mendapatkan pendidikan agama yang lebih intensif untuk membimbing mereka ke arah yang lebih baik.Pembentukan karakter manusia yang seimbang, sehat, dan kuat sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama dan penginternalisasian nilai-nilai keagamaan dalam diri siswa. Hadirnya Lembaga pendidikan non formal Madrasah Diniyah diliputi dengan rangkaian kegiatan dan pembelajarannya berpotensi positif dalam merawat dan membentuk kedewasaan moral dan karakter.Program MDT diharapkan dapat memberikan pendidikan agama yang lebih mendalam kepada siswa, sehingga mereka dapat terhindar dari perilaku negatif dan memiliki karakter yang lebih baik.

Ketiga, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar sekolah yang mayoritas kurang mampu. Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Islam formal. Program MDT di SMP Negeri 2 Lhokseumawe menjadi alternatif bagi anak-anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan agama Islam tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

1. Visi, Misi, Moto, Tujuan, dan Sasaran MDT Al-Huda

Identitas Madrasah Diniyah Takmiliyah Al Huda

Nama MDT

:

AL-Huda

Naungan

:

SMP negeri 2 Lhokseumawe

Alamat

:

Jln Tun Abdul Jalil No. 1 Hagu Selatan - Lhokseumawe

Tanggal SK Pendirian

:

04 Agustus 2023

Nomor SK Pendirian

 

Peg.800/860.a/2023

Tanggal SK Operasional

:

07 Agustus

Propinsi

:

Aceh

Kabupaten/ Kota

:

Lhokseumawe

Kecamatan

:

Banda Sakti

Luas Tanah

:

1.039 m2

Tabel  1 : Identitas MDT Al-Huda SMP Negeri 2 Lhokseumawe

a. Visi

Menjadi madrasah diniyah takmiliyah yang unggul dalam mencetak generasi muda yang mahir membaca dan menghafal Al-Qur'an serta berakhlak mulia di lingkungan SMP Negeri 2 Lhokseumawe

 

b. Misi

a.       Menyediakan program pendidikan diniyah yang berkualitas untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menghafal Al-Qur'an.

b.       Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan islami, mendukung perkembangan karakter religius dan akhlakul karimah siswa.

c.       Membekali siswa dengan pengetahuan agama yang komprehensif untuk menghadapi tantangan zaman dengan iman dan taqwa.

d.       Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung program-program keagamaan di sekolah.

e.       Melakukan evaluasi rutin dan berkelanjutan terhadap program untuk memastikan efektivitas dan perbaikan terus-menerus.

 

c.       Motto MDT Al-Huda

Menggapai Cita dengan Al-Quran, Membangun Karakter Islami

d.       Tujuan MDT Al-Huda

1.       Meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur'an siswa SMP Negeri 2 Lhokseumawe.

2.       Membentuk karakter siswa yang religius dan berakhlakul karimah, sehingga mampu menghindari perilaku kenakalan remaja.

3.       Membantu siswa memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

4.       Menyediakan landasan moral yang kuat bagi siswa untuk menjadi individu yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.

5.       Mencetak generasi yang berprestasi dalam bidang akademik dan agama, serta memiliki kesadaran sosial yang tinggi.

 

 

 

e.       Sasaran

Sasaran Sekolah MDT Al-Huda sebagai berikut: “Sasaran program Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) ini adalah meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur'an peserta didik serta membentuk karakter religius dan berakhlakul karimah. Program ini juga bertujuan mengembangkan kompetensi guru, meningkatkan peran serta orang tua dalam pendidikan diniyah, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung program keagamaan. Semoga program MDT ini dapat diadaptasi oleh sekolah negeri lainnya”.[1]

1. Kepemimpinan

Lembaga Pendidikan Islam termasuk madrasah diniyah takmiliyah saat ini membutuhkan pemimpin yang berkompeten dan cakap untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam sistem pendidikan Islam di madrasah yang terafiliasi. serta juga perlu memiliki dan menjunjung standar pengetahuan dan teknologi Islam yang sejalan dengan kebutuhan modern.[2]


Gambar 1. Struktur Madrarasah Diniyah Takmiliyah Al Huda

Dari gambar struktur kepeminpinan madrasah ini maka dapat kita lihat bahwa madrasah ini digagas oleh Bapak Fakhrurrazi,S.Pd.,M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Lhokseumawe yang berperan sebagai inisiator dan penanggung jawab MDT Al-Huda, Komite sekolah berperan sebagai penghubung antara sekolah dan walimurid. Wakil Sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan juga berperan aktif dalam merancang kurikulum dan peraturan madrasah. Kepala Madrasah dipercayakan kepada ibu Saaidiyah, S.Ag yang merupakan Guru PAI di SMP Negeri 2 Lhokseumawe. Bagian administrasi dipercayakan kepada Bapak Suriyadi yang berperan dibagian data peserta didik.

1. Guru dan Tendik

Guru dan Tenaga Kependidikan yang ada di Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Banda Aceh dapat dilihat pada dibawah ini :

Tabel 1.  Keadaan Guru dan Tendik

No

Keadaan Guru

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1

Guru Luar Sekolah

12

8

20

2

Guru sekolah

6

8

12

3.

Tenaga Administrasi

3

1

4

4

Pesuruh

2

0

2

5

Satpam

2

0

2

JUMLAH

25

17

42

 

Dari table diatas dapat dilihat Madrasah Diniyah Takmiliyah memiliki beragam tenaga kerja yang terdiri dari guru dan staf pendukung. Di madrasah ini, terdapat 20 guru luar sekolah dengan komposisi 12 laki-laki dan 8 perempuan. Selain itu, terdapat juga 12 guru sekolah, dengan 6 laki-laki dan 8 perempuan. Tenaga administrasi di madrasah ini terdiri dari 4 orang, yang meliputi 3 laki-laki dan 1 perempuan. Untuk tenaga pesuruh, terdapat 2 laki-laki tanpa ada perempuan, dan hal yang sama berlaku untuk tenaga satpam yang juga terdiri dari 2 laki-laki. Secara keseluruhan, Madrasah Diniyah Takmiliyah memiliki 42 tenaga kerja yang terdiri dari 25 laki-laki dan 17 perempuan. Komposisi ini mencerminkan komitmen madrasah dalam menyediakan pendidikan berkualitas dengan dukungan staf yang memadai dan terdistribusi dalam berbagai peran penting untuk kelancaran operasional dan keamanan lingkungan belajar.[1]

2. Peserta didik

Untuk peserta didik di Madrasah Diniyah Takmiliyah dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2. Rekapitulasi Keadaan Peserta Didik MDT Al-Huda

A

Peserta Didik

Jumlah

1

Laki-laki

396

2

Perempuan

412

Total

808

 

Dari tabel ini dapat kita lihat keadaan Madrasah Diniyah Takmiliyah memiliki sejumlah peserta didik yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Berdasarkan data yang ada, jumlah siswa laki-laki adalah 396 orang. Sementara itu, jumlah siswa perempuan sedikit lebih banyak, yaitu mencapai 412 orang. Dengan demikian, total keseluruhan peserta didik di madrasah ini adalah 808 siswa. Angka-angka ini mencerminkan partisipasi yang seimbang antara siswa laki-laki dan perempuan dalam program pendidikan yang ditawarkan oleh madrasah, menunjukkan komitmen institusi ini terhadap inklusivitas dan pendidikan yang merata untuk semua.

1. Sarana dan Prasana MDT Al-Huda SMP Negeri 2 Lhokseumawe

Untuk sarana dan prasaran berdasarkan penjelasan dari Wakil Sarpras T.Ruslan, S.Pd [1], dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Nomor

Nama Sarpras

Jumlah/Unit

Kondisi

1

Ruang Kelas

27 Rombel

Baik

2

Ruang Perpustakaan

1 Ruang

Baik

6

Ruang Tata Usaha

1 Ruang

Baik

7

Ruang BK

1 Ruang

Baik

8

Ruang Kepala Sekolah

1 Ruang

Baik

9

Ruang Wakil Kepsek

2 Ruang

Baik

10

Ruang Guru

2 Ruang

Baik

12

Mushalla

1 Ruang

Baik

13

UKS

1 Ruang

Baik

15

Toilet Guru/Pegawai

1 WC

Baik

16

Toilet siswa

12 WC

Baik

17

Kantin sehat/kejujuran

2 Tempat

Baik

 Tabel 4. Keadaan Sarana dan Prasana

1. Struktur Kurikulum MDT Al-Huda

Proses penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Huda  ini tidak terlepas dari pada tujuan Pendidikan nasional  sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan dua tujuan pendidikan nasional yang saling berkaitan. Pertama yaitu: mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Yangh kedua, mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia dan berkepribadian luhur, warga negara yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berjiwa Pancasila, pembela bangsa dan negara, pemimpin yang adil, amanah, dan terpercaya, serta generasi masa depan yang mampu membangun bangsa dan negara. Tujuan-tujuan ini mencerminkan cita-cita bangsa Indonesia untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara[1].

Pada tahun pertama, Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Huda menekankan pada peningkatan kemampuan membaca Al-Qur'an dan pembentukan karakter siswa sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadits. Program ini mencakup:

1.      Tahsin: Perbaikan bacaan Al-Qur'an, memastikan siswa membaca dengan makhraj dan tajwid yang benar.

2.      Tahfidz: Menghafal ayat-ayat Al-Qur'an, dimulai dari surat-surat pendek dan berlanjut ke yang lebih panjang.

3.      Tilawah: Membaca Al-Qur'an dengan tartil, memperhatikan irama dan keindahan bacaan.

Selain itu, kurikulum menekankan pembentukan karakter islami melalui pendidikan akhlak, dengan tujuan menginternalisasi nilai-nilai moral dari Al-Qur'an dan Hadits. Pembelajaran ini dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, dan praktik langsung, serta didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler yang relevan. Fokus ini bertujuan untuk membangun fondasi spiritual dan moral yang kuat pada siswa, menjadikan mereka pribadi yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas dalam agama..


Share on Google Plus

About Ubay Iqbal

0 komentar:

Post a Comment