Setelah melaksanakan tugas di sekolah,mengawas ujian semester ganjil, keluarga besar SMPN 2 Lhokseumawe melakukan kunjungan ke beberapa sahabat guru yang sedang musibah. Kami menyadari satu hal penting, bahwa menjadi pendidik bukan hanya soal mengajar di kelas, tetapi juga hadir sebagai saudara di saat kesulitan. Maka, ketika kabar duka datang menghampiri sahabat kami yang terdampak banjir di Krueng Geukueh, serta anak dari seorang rekan yang dirawat di Rumah Sakit Bunga Melati, kami tahu: hati kami terpanggil untuk bergerak.
Dengan penuh kekompakan, Kkepala sekolah, dewan guru, dan staf sekolah menaiki bus sekolah yang berwarna kuning cerah pada pukul 11.00 WIB. Perjalanan sekitar 45 menit itu terasa berbeda, bukan sekadar perjalanan fisik, tapi perjalanan batin yang membawa kami memberikan kekuatan bagi mereka yang membutuhkan. Dalam bus, tawa dan canda terdengar, namun tersimpan pula doa dan harapan dalam setiap langkah yang kami ayunkan.
Singgahan pertama kami adalah Rumah Sakit Bunga Melati. Rekan kami tengah menjaga buah hatinya yang sedang diuji kesehatannya. Kami datang bukan dengan tangan kosong, ada pelukan penguat, doa yang tulus, serta senyuman yang mudah-mudahan bisa menjadi cahaya kecil dalam hari-hari yang berat.
Setelah itu, perjalanan berlanjut menuju rumah Bapak Ibni Yamin dan Ibu Yusra di wilayah Krueng Geukueh Aceh Utara. Setibanya di wilayah terdampak, kondisi banjir memang sudah surut. Namun, jejak bencana masih terlihat jelas. Di sepanjang jalan, banyak warga yang sedang mengeluarkan barang-barang rumah mereka: baju-baju yang basah dan harus dijemur, kasur yang terpaksa dibersihkan dari lumpur, hingga perabot rumah tangga yang disusun di depan rumah untuk dikeringkan. Pemandangan ini memberi gambaran betapa besar dampak banjir yang baru saja melanda.
Kunjungan pertama kami adalah ke rumah salah satu guru yang terdampak Bapak Ibni Yamin. Sambutan hangat langsung terasa, meski raut wajah mereka masih menyimpan rasa lelah.
Kami berbincang, menanyakan kabar, dan berusaha menghadirkan senyum melalui dukungan moral dan bantuan yang kami bawa. Di tengah musibah banjir. kehadiran keluarga besar dari sekolah ternyata mampu menjadi pelipur lara.
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju rumah sahabat kami yang kedua Ibu Yusra. Suasana hampir sama, warga sekitar masih berbenah, bersama-sama saling membantu. Dan sekali lagi, sambutan tulus dari tuan rumah membuat kami menyadari bahwa kebersamaan adalah kekuatan terbesar dalam menghadapi bencana.
Kunjungan ini mungkin tidak mampu menghapus semua duka akibat banjir. Namun, kami pulang dengan keyakinan bahwa langkah kecil yang dilakukan bersama dapat membawa harapan besar. Hari ini, kami tidak hanya datang membawa barang, tetapi membawa pesan bahwa dalam suka maupun duka, kita tetap satu keluarga.
Bencana mengajarkan kita banyak hal, salah satunya: ketika alam menguji, persaudaraanlah yang membuat kita tetap kuat berdiri.Dan hari ini, SMPN 2 Lhokseumawe membuktikannya dengan tindakan nyata, hadir, peduli, dan saling menguatkan.
Salam Solidaritas dari keluarga besar SMP Negeri 2 Lhokseumawe
Oleh, Sir Iqbal















0 Comments